Yes we can! Bagi yang mengikuti perjalanan Amerika Serikat dalam dalam Pemilunya tahun ini, tentu kalimat tersebut tidak asing. Lebih-lebih bagi mereka yang menyaksikan pidato kemenangan Obama di Illinois, Chicago. Ya, itulah semangat yang dicetuskan oleh Presiden AS yang baru, Barrack Obama. Bersama Joe Biden sebagai wakil presiden, Obama menang telak atas pesaingnya, John McCain dari partai Republik. Update terakhir Metro TV (jam 19.30 WIB) menyatakan Obama memperoleh 333 suara sedangkan McCain hanya 163 suara.
Pemilu AS kali ini mengukir banyak sejarah daripada Pemilu sebelumnya. Dari segi voter, 65% dari rakyat Amerika menggunakan hak suaranya, dimana angka ini merupakan angka tertinggi dalam sejarah. Obama merupakan Presiden AS pertama berketurunan Amerika-Afrika. Florida, yang biasanya menjadi wilayah kemenangan Partai Republik, pada Pemilu kali ini berubah menjadi wilayah kemenangan bagi Partai Demokrat. Daerah battle, Ohio dan Virginia juga menyumbangkan kemenangan untuk Partai democrat. Tidak hanya Presiden, Partai Demokrat juga telah memenangkan kursi senat dan House of Representative atau DPR.
Obama, lahir di Hawai 47 tahun yang lalu, merupakan seorang yang lincah dan aktif bergaul dengan teman-temannya. Di usianya yang kedua, ayahnya, Barrack Husein Obama telah meninggalkan Obama Jr untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Harvard. Setelah ibunya menikah dengan orang Indonesia, Obama juga diboyong ke Jakarta dan menetap selama empat tahun sejak tahun 1967. Karena menginginkan pola pendidikan Amerika untuk Obama, sang ibu mengirim nya ke Hawaii. Di tanah kelahirannya tersebut, Obama dirawat dan dibesarkan oleh nenek kakeknya, Stanley dan Madelyn Dunham.
Celebration for Obama!!
Kemenangan Obama menjadi Presiden AS menyita banyak perhatian media di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Presiden baru inilah rasanya yang paling fenomenal di antara terpilihnya presiden-presiden yang lain di seluruh penjuru dunia. Rabu siang (sekitar pukul 11.00 WIB) televisi-televisi swasta di Indonesia (Metro dan TvOne) menyiarkan secara langsung perayaan menangnya Senator Barrack Obama atas McCain di Illinouis, Chicago. Kurang lebih 250.000 pendukung Obama berkumpul dengan teratur untuk menyaksikan langung pidato kemenangan Presiden AS ke 44 itu. Warga Chicago terlihat sangat bahagia dan dipebuhi rasa haru atas terpilihnya pujaan mereka. Tidak hanya orang-orang dewasa yang antusias menunggu pidato kemenangan Obama, tetapi remaja dan pemuda yang biasanya sangat tidak acuh terhadap hal-hal semacam ini.
Indonesia ???
Keadaan begitu mengaharukan setelah terpilihnya Presiden AS yang baru. Tidak ada demo dan tidak ada tindak kekerasan yang mengikuti sebuah pesta Demokrasi, layaknya di Indonesia. Bukan tanpa kecewa pendukung McCain menerima hasil penghitungan suara. Namun sungguh bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi Indonesia. Kekalahan tersebut diterima dengan hati yang besar, dan mendoakan dan mendukung bagi yang menang. Tidak hanya pendukung yang berlapang dada, bahkan McCain pun ikut memberi selamat kepada ayah dari Malia dan Sasha ini.
Tetapi apa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, saat SBY mengalahkan Megawati? Bukan hanya pendukung Megawati yang mengamuk, tetapi sebuah tindakan yang sangat tidak patut dijadikan panutan juga dilakukan oleh puteri dari Proklamator RI Soekarno, yaitu tidak mengahadiri undangan pelantikan Presiden SBY. Apakah seorang pemimpin hanya bersiap untuk menang?
Seakan tidak mau dan tidak mampu belajar dari sejarah, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Indonesia tahun 2008 selalu diikuti oleh kekacauan. Sungguh ironis, mengingat Indonesia selalu mengusung persatuan. Siapa yang harus disalahkan atas segala kebrutalan-kebrutalan ini? Salahkah bangsa Indonesia yang adalah keturunan pelaut? Atau salahkah pahlawan-pahlawan kita melakukan perang demi merebut kemerdekaan Indonesia? Bukankah seharusnya rasa kebangsaan lebih dijadikan teladan daripada perang?
Rabu, 05 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar